Pengertian Bangunan, Klasifikasi Bangunan, Pondasi, Klasifikasi Pondasi, Pondasi Dangkal
KONSTRUKSI BANGUNAN
Pengertian Bangunan
Bangunan merupakan setiap susunan suatu bentuk yang bertumpu pada tanah atau batu landasan yang membentuk suatu ruangan untuk tujuan tertentu. Suatu bentuk dapat dikatakan bangunan apabila benda tersebut tidak dapat dipindahkan kecuali dibongkar.Pengertian struktur bangunan ialah susunan atau pengaturan bagian-bagian gedung yangmenerima beban atau konstruksi utama dari gedung tanpa memperhatikan apakah konstruksi tersebut terlihatatau tersembunyi. Struktur bangunan suatu bagian struktur dari bangunan yang berperan penting dalam kekakuan bangunan. Setiap jenis bangunan memiliki komponen struktur yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Klasifikasi Bangunan
Bangunan merupakan hasil karya manusia yang memiliki bentuk yang besar, bobot yang tinggi dan dikerjakan banyak orang. Mengingat banyaknya jenis bangunan, maka bangunan secara umum diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti pada grafik dibawah:
Bagian-bagian Bangunan Gedung
Bagian-bagian struktur bangunan berbeda-beda sesuai dengan jenis bangunannya. Seperti gambar dibawah ini. disajikan bagian-bagian struktur bangunan Gedung.
Bagian-bagian bangunan gedung mulaidari bawah sampai atas terdiri dari :
1) Pondasi
2) Sloof
3) Kolom
4) Dinding
5) Balok
6) Plat Lantai
7) Plafond
8) Rangka Atap
9) Penutup Atap
1) Pondasi
2) Sloof
3) Kolom
4) Dinding
5) Balok
6) Plat Lantai
7) Plafond
8) Rangka Atap
9) Penutup Atap
Pengertian Pondasi
Pondasi merupakan struktur gedung yang terletak dibawah permukaan tanah. Pondasi adalah bagian gedung yang menyalurkan beban dari bagian atas gedung ke tanah. Pondasi harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap gaya-gaya yang bekerja pada suatu bangunan.
Klasifikasi Pondasi
Pondasi Dangkal
Untuk bangunan kecil diatas tanah dengan daya dukung tanah yang baik, pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan batu bata dengan lebar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi dinding setengah bata cukup diletakan pada kedalaman 60 - 80 cm. Selain itu bahan pondasi yang mendukung beban bangunan yang lebih besar dan banyak yang dipakai adalah pasangan batu kali. Lebar dasar pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal
Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur pelat beton. Untuk menambah ketahanan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya dibuat menerus pada sekeliling bangunan tanpa terputus.
Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan perekat dari campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat bangunan bawahnya diberi pasir urug setebal 20 cm dan batu kosong satu lapis. Kemudian setelah pasangan batu kali selesai dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir
Pondasi merupakan bagian yang penting pada bangunan. Fungsi utamanya adalah untuk meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali macamnya, tergantung dari fungsi bangunan, bentuk bangunan, serta kondisi tanah. Salah satunya adalah Pondasi Telapak atau Foot Plate. Pondasi Telapak berfungsi memperkokoh struktur bangunan, memikul vertical seperti beban mati dan beban hidup, serta beban horizontal gempa dan angin. Dalam mendesain pondasi telapak, perencanaan pondasi harus mencakup segala aspek agar terjamin keamanan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, misalnya, penentuan dimensi pondasi yang meliputi panjang, lebar dan ketebalan pondasi. kemudian jumlah dan jarak tulangan yang harus dipasang pada pondasi. Adapun peraturan untuk perencanaan pondasi telapak tercantum pada SNI 03-2847-2002 merujuk pada pasal 13.12 dan pasal 17.
Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur pelat beton. Untuk menambah ketahanan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya dibuat menerus pada sekeliling bangunan tanpa terputus.
Pondasi merupakan bagian yang penting pada bangunan. Fungsi utamanya adalah untuk meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali macamnya, tergantung dari fungsi bangunan, bentuk bangunan, serta kondisi tanah. Salah satunya adalah Pondasi Telapak atau Foot Plate. Pondasi Telapak berfungsi memperkokoh struktur bangunan, memikul vertical seperti beban mati dan beban hidup, serta beban horizontal gempa dan angin. Dalam mendesain pondasi telapak, perencanaan pondasi harus mencakup segala aspek agar terjamin keamanan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, misalnya, penentuan dimensi pondasi yang meliputi panjang, lebar dan ketebalan pondasi. kemudian jumlah dan jarak tulangan yang harus dipasang pada pondasi. Adapun peraturan untuk perencanaan pondasi telapak tercantum pada SNI 03-2847-2002 merujuk pada pasal 13.12 dan pasal 17.
Pondasi telapak pada umumnya digunakan pada bangunan 2 lantai. Kedalaman Pondasi telapak/setempat harus mencapai lapisan tanah keras. letaknya pada sekitar kedalaman lebih dari 1.50 cm dari permukaan tanah setempat. Pondasi telapak dapat digunakan apabila dengan digunakan pondasi menerus akan sangat mahal dan tidak efisien, untuk mengatasinya dapat digunakan pondasi yang dibuat dibawah kolom kolom pendukung bangunan disebut pondasi setempat, Jadi yang merupakan pondasi utma pendukung bangunan adalah pondasi setempat. Semua beban bangunan yang diterima kolom - kolom pendukung langsung dilimpahkan pada telapak pondasi untuk kemudian disalurkan ke tanah. Pondasi setempat dapat dibuat dengan bentuk dan bahan, yaitu :
- Pondasi pilar dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung
- Pondasi sumuran, dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras. kemudian diisi adukan beton dengan atau tanpa tulangan
- Pondasi telapak, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi atau di sebut footplate
Pada bangunan-bangunan tinggi, lebih dari 4 lantai tidak dimungkinkan menggunakan pondasi batu kali maupun pondasi setempat karena beban yang bekerja tidak akan mampu didukung oleh konstruksi pondasi tersebut. Pondasi tiang merupakan tipe pondasi dalam yang memiliki kemampuan untuk memikul beban yang sangat berat dengan prinsip kerja memanfaatkan gaya gesek antara tanah dan kulit pondasi. Pondasi tiang didisain dengan kedalaman tertentu disesuaikan dengan beban yang bekerja pada bangunan.
Secara teknis pondasi tiang dibagi kedalam dua jenis, yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi borepile. keduanya dibedakan berdasarkan teknis pekerjaannya. Pondasi tiang tidak selalu dari bahan beton. untuk kondisi tertentu dapat digunakan tiang pancang kayu, dan baja IWF.
Perbedaan pondasi borepile dan tiang pancang adalah pada saat teknis pekerjaan. Pondasi tiang pancang merupakan beton fabrikasi. dibuat/diolah diluar lokasi pekerjaan, sedangkan borepile dibuat/diolah di lapangan atau dicor ditempat ketika lubang bor sudah tersedia.
Pondasi Setempat
Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) antara : 1,5 - 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2-4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil. Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
Konstruksi pondasi pelat lajur beton bertulang digunakan apabila bobot bangunan sangat besar. Bilamana daya dukung tanah kecil dan untuk memperdalam dasar pondasi tidak mungkin sebab lapisan tanah yang baik letaknya sangat dalam sehingga sistem pondasi pelat beton bertulang cukup cocok. Bentuk pondasi pelat lajur tersebut kedua tepinya menonjol ke luar dari bidang tembok sehingga dimungkinkan kedua sisinya akan melentur karena tekanan tanah. Agar tidak melentur maka pada pelat pondasi diberi tulangan yang diletakkan pada daerah tarik yaitu dibidang bagian bawah yang disebut dengan tulangan pokok.Besar diameter tulangan pokok 0 13-016 mm dengan jarak 10 cm- 15 cm. sedang pada arah memanjang pelat dipasang tulangan pembagi 0 6-08 mm dengan jarak 20 cm - 25 cm.
Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi biasanyaberbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Telapak kaki yangberbentuk bujur sangkar biasanya terletak di bawah kolombangunan bagian tengah. Sedangkan yang berbentuk empatpersegi panjang ditempatkan pada bawah kolom bangunan tepi atau samping agar lebih stabil. Luas telapak kaki pondasi tergantung pada beban bangunan yang diterima dan daya dukung tanah yang diperkenankan ( a tanah), sehingga apabila daya dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat kakinya dapat dibuat lebih kecil.
Perhitungan sederhana perencanaan dimensi pondasi telapak :
Rumus:
a = Pu / ( b x I)
Pu = Beban ultimate (gaya aksial yang terjadi pada suatu kolom)
b = Panjang pondasi telapak yang direncanakan
I = Lebar pondasi telapak yang direncanakan
q = Tegangan izin tanah
Data :
Pu = 1300 kN
b =2m
I = 2 m
q = 500 kPa
1300 / (2 x 2 )
325 kPa
Kontrol : q > a
Perhitungan sederhana perencanaan dimensi pondasi telapak :
a = Pu / ( b x I)
Pu = Beban ultimate (gaya aksial yang terjadi pada suatu kolom)
b = Panjang pondasi telapak yang direncanakan
I = Lebar pondasi telapak yang direncanakan
q = Tegangan izin tanah
Data :
Pu = 1300 kN
b =2m
I = 2 m
q = 500 kPa
1300 / (2 x 2 )
325 kPa
Kontrol : q > a
500 > 325 ------> OK