Kadar Air Kayu dan Penyusutan Kayu Sebagai Bahan Bangunan, Pencegahan terhadap rayap, Perlindungan dan ketahanan terhadap api

Kadar Air dan Penyusutan Kayu Sebagai Bahan bangunan 

Kayu akan melepas/menguapkan atau mengisap air dari udara (sifat hi-groskopis) di sekelilingnya, sampai banyaknya air di dalam kayu setimbang dengan kadar air udara di sekelilingnya. Kadar air kayu pada titik kesetimbangan tersebut dinamakan kadar air kesetimbangan. Besarnya dinyatakan dalam % terhadap berat kayu kering tanur. Dengan anggapan suhu udara tidak berubah, maka kadar air kayu akhirnya hanya bergantung pada kelembapan udara sekelilingnya. Kayu dalam penggunaan selalu berhubungan dengan perubahan udara, sehingga kadar air kayu akan berubah cenderung ke arah kesetimbangan.
Kadar air kayu dan titik jenuh serai :

Air yang dikandung oleh kayu dibedakan dalam dua macam, yaitu:
  • air bebas, yang terdapat dalam rongga-rongga sel dan ruang-ruang antarsel;
  • air yang terikat secara kapiler dalam dinding sel.

Air yang terikat inilah yang penting dalam proses penyusutan kayu. Bila semua air bebas telah dikeluarkan dan hanya tertinggal air yang terikat ini saja, maka dikatakan bahwa kayu telah mencapai titik jenuh serat; kadar airnya kira-kira 30% untuk semua jenis kayu.


Kayu, seperti juga bahan-bahan lain, akan menyusut apabila melepas (menguapkan) air dan mengembang apabila mengikat air.
Kayu dari pohon hidup dapat mengandung air 30% - 300% dibandingkan dengan berat kayu kering tanur. Penyusutan kayu terjadi apabila kadar air berkurang sampai di bawah titik jenuh serat, dan besarnya penyusutan sebanding dengan banyaknya air yang dilepas di bawah titik jenuh serat tersebut. Kayu yang dikeringkan sampai kadar air 15% akan menyusut sampai kira-kira setengah penyusutan maksimal. Sebaliknya, untuk tiap persen kenaikan kadar air kayu, kayu akan mengembang 1/130 dari pengembangan maksimal.

Penyusutan dan pengembangan

  • Penyusutan dan pengembangan kayu dinyatakan dalam persentase dari volume atau ukuran kayu dalam keadaan basah atau di atas titik jenuh.
  • Penggunaan kayu menuntut kestabilan dimensi. 
  • Perubahan dimensi dalam ke tiga arah kayu tidak sama:

Pengawetan kayu (pencegahan terhadap hama dan jamur)


Kayu adalah bagian dari alam dan karena itu kayu membusuk, menjadi rapuh, dimakan cuaca, hama, atau jamur dalam peredaran alam.

Pencegahan terhadap rayap

Pencegahan terhadap rayap dan binatang perusak lainnya sebaiknya dipertimbangkan sebelum gedung didirikan. Pembasmian rayap dengan bahan kimia dan sebagainya selalu lebih mahal daripada pencegahan. Ada beberapa macam tindakan pencegahan terhadap rayap, yaitu:

  • memperhatikan bahaya rayap pada tahap perencanaan dan perincian pekerjaan;
  • jika ada bahaya rayap, menerapkan pencegahan konstruktif selama pembangunan berlangsung;
  • menggunakan bahan bangunan yang tahan rayap.

Dalam rangka buku ini, titik berat terletak pada penerapan pencegahan konstruktif. Penyelesaian dalam hal ini berbeda menurut struktur bangunan yang dipilih, misalnya rumah panggung di daerah rawa-rawa atau rumah di lapangan yang kering.

Rumah panggung di daerah rawa-rawa biasanya dibangun di atas air (sungai atau kolam buatan) dengan fondasi tiang (lihat halaman 51-52). Perlu diperhatikan agar air selalu mengalir supaya tidak terjadi genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk malaria. Di daerah pasang surut, memenuhi syarat jika air pasang menggenangi tiang fondasi.

Rumah pada lapangan yang kering. entah sebagai bangunan konstruksi kayu dengan fondasi setempat ataupun fondasi lajur dari batu kali, menggunakan sloof kayu atau beton bertulang untuk membagi muatan secara merata. Sloof tersebut ditutup seng yang digalvanisasi setebal BJLS 50, seng tembaga atau kuningan setebal 1 mm. Seng ini dapat ditekuk untuk mencegah serangan rayap dan menjadi tahan terhadap kerusakan mekanis yang lain serta menghindari naiknya kelembapan air tanah.

Perlindungan dan ketahanan terhadap api



Sifat bagian bangunan yang dapat terbakar tidak dapat dipisahkan dari ketahanan bahan bangunannya terhadap api. Kayu sebagai bahan bangunan alam yang tumbuh secara organik juga merupakan bahan bakar.

Pembakaran kayu merupakan oksidasi (penguraian) atas unsur asal-nya, yaituairdan karbondioksida dengan menggunakan oksigen. Pro¬ses pembakaran merupakan kebalikan dari asimilasi.


Walaupun kayu merupakan bahan bakar dan sering juga dinilai bersifat mudah membakar, sebenarnya kayu memiliki beberapa keuntungan karena api hanya dapat melalap lapisan luar. Sesudah itu, lapisan arang yang terjadi akan mencegah kayu terlalu cepat dimakan api. Struktur ge¬dung dari kayu, walaupun dalam keadaan terbakar, akan tahan lebih lama dibandingkan bahan bangunan lain seperti logam, bahan sintetik, beton bertulang, dan sebagainya, dan memberi peluang kepada penghuni untuk menyelamatkan diri.

Kemungkinan lain untuk membuat konstruksi kayu lebih tahan terhadap kebakaran adalah penggunaan lapisan cat khusus yang agak tahan api.

boraks, silikat soda, atau pilihan jenis kayu kelas kuat I yang cukup tahan terhadap api (sutit dinyalakan).
Penggolongan bahan tahan api
Pada prinsipnya, dapat dibedakan antara bahan bangunan yang tidak dapat dimakan api (kelas A) dan bahan yang dapat dihanguskan (kelas B) sebagai berikut:



Di samping penilaian ketahanan bahan bangunan terhadap api, juga sangat penting sifat berasap atau tidak berasap. Dalam penggolongan bahan bangunan internasional, faktor asap diukur menurut penyerapan cahaya dengan angka 1-3 sebagai berikut:
Konstruksi, Bagian-bagian kayu, Bahan Bangunan, Beton Beton Bertulang, Beton Prategang, Beton Ringan, Deformasi Beton
  1. Kekuatan dan Deformasi Beton Yang Mengalami Tekan
  2. Perbandingan dan Penyampuran Beton
  3. Pengangkutan, Penempatan, Pemadatan, Perawatan
  4. Percobaan-percobaan, Pengendalian Mutu, Pengawasan
  5. Kekuatan Tarik dan Kekuatan Akibat Tegangan Kombinasi
  6. Perubahan Volume : Penyusutan, Temperatur
  7. Beton Ringan, Tulangan serta Jenis-jenis Baja Tulangan
  8. Mutu dan Kekuatan serta Grafik Regangan-Tegangan
  9. Kelelahan dan Rangkak
  10. Pengertian, fungsi, dan komponen konstruksi atap
  11. Pengertian Bangunan, Klasifikasi Bangunan, Pondasi, Klasifikasi Pondasi, Pondasi Dangkal
  12. Klasifikasi Agregat Dalam Struktur Bangunan
  13. Beton, Beton Bertulang, Beton Prategang
  14. Pengetahuan Dasar Konstruksi, Pemikiran terhadap ruang (gagasan tiga dimensi), Pengertian ruang dan waktu
  15. Beton, Beton Bertulang, Beton Prategang
  16. Pengetahuan Dasar Konstruksi, Pemikiran terhadap ruang (gagasan tiga dimensi), Pengertian ruang dan waktu
  17. Pengertian Massa dan Isi Hukum Kelembaban Massa, Pengertian bentuk struktur bangunan
  18. Konstruksi Bangunan Kayu, Pengetahuan Dasar Kayu, Mengenal kayu, Bagian-bagian kayu, Perdagangan Kayu
  19. Kadar Air Kayu dan Penyusutan Kayu Sebagai Bahan Bangunan, Pencegahan terhadap rayap, Perlindungan dan ketahanan terhadap api
  20. Semen Portlan Yang Sifat-sifat Adhesif dan Kohesif
  21. Pengertian Teknologi Konstruksi, Konstruksi Jembatan dari Zaman Kuno Hingga Zaman Modern, Teknologi Jembatan Zaman Besi dan Baja, Konstruksi Jembatan Yang Ada di Dunia
  22. Konstruksi Tangga, Bahan Bangunan Tangga, Susunan dan Bentuk Tangga, Tangga Tusuk Lurus, Tangga Bordes Lurus, Tangga Dengan Belokan
  23. Konstruksi Rangka Atap, Bagian-bagian dari Konstruksi Atap, Kuda-kuda
  24. Konstruksi Bendungan, Pengertian Bangunan Peredam Energi, Peredam Energi Tipe Bak Pusaran, Roller Bucket Type, Desain Peredam Energi
  25. Pengertian Struktur dan Konstruksi Bangunan, Desain Struktur dan Konstruksi Rumah Menengah
  26. Struktur Rangka Kaku, Rigid Frame
  27. Pengertian Arsitektur Kontekstual
  28. Manajemen Konstruksi Dalam Mengerjakan Suatu Proyek

Postingan populer dari blog ini

Struktur Rangka Kaku, Rigid Frame

Mutu dan Kekuatan serta Grafik Regangan-Tegangan

Pengertian Bangunan, Klasifikasi Bangunan, Pondasi, Klasifikasi Pondasi, Pondasi Dangkal