Pengertian Massa dan Isi Hukum Kelembaban Massa, Pengertian bentuk struktur bangunan
Massa dan isi
Setiap benda yang diam/statis cenderung memiliki sifat yang seakan-akan menentang terhadap suatu usaha yang menggerakkannya. Hukum ini dikenal dengan hukum kelembaman massa, yaitu usaha mempertahankan diri untuk tetap pada posisi bergerak dan massa merupakan usaha untuk berhenti/diam. Hal yang menentukan dari massa tersebut untuk diam adalah bobot benda tersebut. Bobot benda dan massa benda selalu seimbang. Oleh sifat tersebut, massa dapat memikul beban lainnya.
Dalam bahasa arsitektur istilah massa berarti benda tiga berdimensi dan istilah isi berarti ruang. Massa dapat digambar kan dengan panjang, lebar, dan tinggi-nya. Bentuk massa dipertunjukkan oleh bidang batasannya.
Dalam konstruksi bangunan massa adalah juga simbol bahan bangunan, misalnya batu alam dan tanah Nat seperti ditemukan pada piramide di Gizeh (Mesir), atau pada gedung dari tanah liat di Mali atau di Maroko.
Isi (isi ruang) adalah ukuran ruang dalam. Dalam bahasa arsitektur isi ruang berarti ruang dalam yang dibatasi oleh dinding, langit-langit, dan lantai.
Menurut Hassan Fathy, arsitektur berarti ruang di antara dinding yang membatasinya dan bukan dinding-dindingnya sendiri.
Dalam konstruksi bangunan, isi adalah simbol ruang seperti terwujud pada tenda di mana kain penutupnya adalah bidang batasnya seperti yang dilihat pada tenda orang Barbar di gurun Sahara.
Ruang antara
Di antara beberapa massa yang tidak saling bersinggungan terdapat ruang di antaranya. Pembentukan ruang antara lebih dipengaruhi pada pandangan terhadap ruang-ruang di sekelilingnya dan bidang batasannya, tanpa melihat bahan bangunan pembentuknya.
Apakah bidang batasannya terdiri dari massa atau bahan bangunan yang tipis, tidaklah berarti karena mata manusia menangkap ruang antara saja.
Bagi konstruksi, memang tebalnya bidang batasan mempengaruhi kekukuhan dan tingginya.
Pengetahuan intuitif tentang statika.
Dengan pengembangan ilmu statika/mekanika teknik. insinyur sipil makin lama makin teratur memanfaatkan ilmu statika yang memecahkan pengetahuan tersebut dari pengetahuan yang intuitif yang dilakukan oleh ahli bangunan pada zaman kuno dan oleh arsitek sampai masa kini.
Kemudian dalam pendidikan arsitek yang modern, para calon arsitek dididik tentang perencanaan dan mekanika teknik, sehingga terjadi kesan bahwa kedua bidang keahlian tidak saling berhubungan. Hal ini mempersulit perkembangan pengetahuan intuitif terhadap statika yang memungkinkan para perencana menyediakan konsep yang holistis.
Pengetahuan intuitif terhadap statika adalah pengetahuan yang sangat penting dalam perkembangan arsitektur seperti terbukti oleh tokoh-tokoh arsitek/insinyur, misalnya Luigi Nervi, Frei Otto, Calatrava dan lain-lain. Penyelesaian secara matematika saja belum menjamin penyelesaian yang indah dan fungsinya belum terwujud dalam arsitekturnya.
Arsitektur tradisional menggunakan struktur sederhana (tiang, saka guru dan balok, sunduk, kili, dan sebagainya) dan stabilitasnya tergantung pada pengalaman empiris, pengetahuan intuitif, serta pengalaman mencoba dan meralat. Walaupun misalnya konstruksi saka guru dengan jepitan elastis adalah sistem statis yang cukup rumit rupanya pengetahuan intuitif dan pengalaman empiris mencukupi kebutuhan pada masa itu.
Untuk mengerti struktur gubuk kuno pada masa itu, seharusnya di-bayangkan seorang dengan pengalaman teknik sederhana (penggunaan peralatan dari batu, sambungan kayu dengan tali rotan, dan sebagainya) mereka menggunakan rumah berbentuk kerucut yang dimahkotai dengan tanduk bubungan. Orang ini berpikir selain dari kestabilan gubuknya, juga menurut adat-istiadat dan pandangan terhadap nilai budaya.