Pengetahuan Dasar Konstruksi, Pemikiran terhadap ruang (gagasan tiga dimensi), Pengertian ruang dan waktu

Pengetahuan Dasar Konstruksi


Pendahuluan Membangun berarti mengatur

Membangun berarti mengatur dan aturan tersebut dapat dicerminkan dalam setiap proses tahapan pembangunan. Aturan pokok ini merupakan dasar-dasar dari segala kegiatan membangun yang selalu di pikirkan oleh manusia dan usaha-usaha untuk menggambarkannya sudah cukup banyak dilakukan.
Beberapa pemikiran tentang patokan-patokan atau aturan-aturan untuk membangun yang sudah banyak dilakukan, di antaranya: karangan arsitektur Manasaray (essence of measurement), yang mungkin merupakan buku arsitektur paling kuno, dengan bagiannya Paramanu, yang menentukan patokan dan ukuran, arsitektur dan patung. Juga oleh Vitruvius dalam 10 buku arsitektur  menentukan tiga pokok dasar, yaitu: firmitas (kekukuhan, stabilitas), utilitas (kenyamanan), dan venustas (keindahan dalam arsitektur). Selanjutnya pada abad yang lalu Gottfried Semper merumuskan dengan Empat unsur arsitektur dan James Fergusson, wakil yang paling radikal dari peraturan gagasan arsitektur, memberi pokok dasar lain lagi untuk bentuk struktur bangunan.
Jikalau kita ingin menentukan pokok dasar bentuk struktur bangunan, mau tidak mau kita harus menerapkan aturan teknis. Kita bisa mulai, misalnya, dengan bahan bangunan (batu alam, batu buatan, kayu, baja, dan sebagainya), atau kita memperhatikan konstruksinya (fondasi, dinding, atap, dan sebagainya). Pokok dasar bentuk struktur bangunan semacam ini adalah suatu aturan rangkaian atau katalogus yang tidak atau kurang memperhatikan keanekaragaman dalam pembangunan yang holistis.

Pengaturan yang integral dalam bidang fungsi/tugas, bentuk, dan teknik membutuhkan aturan baru yang berkesinambungan dan yang mewujudkan ketergantungan antara konstruksi dengan bentuk dan fungsi atau sebaliknya.
Tidak ada perkembangan pada kesenian, demikian juga arsitektur, hanya disebabkan oleh kualitas yang hanya menjadi kualitas saja. Perkembangan tercapai oleh perubahan teknologi dalam pembangunan, oleh perubahan konstruksi bangunan, oleh bahan bangunan yang baru, oleh pengetahuan baru dalam fisika bangunan, perbaikan cara membangun, dan oleh penggunaan peralatan pembangunan yang baru. Dengan adanya perkembangan ini, perwujudan bentuk struktur bangunan akan diubah. Aspek yang bersifat indah dan bermutu tinggi dalam arsitektur tidak akan berubah, tetapi aspek yang bersifat teknologis akan bertambah terus.

Sistem bentuk struktur bangunan berhubungan erat dengan arsitektur, walaupun dikenal gedung yang agak janggal karena memperhatikan hanya struktur dan fungsi atau cenderung ke arah pembentukannya saja. Adalah wajar bila suatu bentuk arsitektur menuntut kejelasan struktur dan konstruksi yang dikandungnya.

Pemikiran terhadap ruang (gagasan tiga dimensi)

Pemikiran terhadap ruang adalah tujuan pendidikan arsitektur, meski-pun hasilnya hanya berupa gambar atau sketsa yang datar (berdi-mensi dua), akan tetapi realisasinya adalah gedung yang berdimensi tiga. Walaupun demikian, sering terjadi bahwa pikiran arsitek tentang perwujudan gedung sudah berdimensi tiga, sedang gambar struktur, konstruksi dan statika (mekanika teknik) hanya berdimensi dua saja. Oleh karena itu, buku sistem bentuk struktur bangunan ini sebagai dasar-dasar konstruksi dalam arsitektur akan memberi pengarahan mengenai pengertian struktur dalam tiga dimensi dan bukan mengenai statika dengan cara memperhitungkannya.


Alat tubuh keseimbangan manusia pada telinga dalam membentuk, dengan tiga saluran setengah lingkaran (tatar, bawah, atas), ketiga dimensi sedemikian rupa sehingga butir-butir kecil menunjukkan arah 'bawah'. Perkembangan alat tubuh ini rupanya berhubungan erat de-ngan berdiri tegak lurus manusia: ia selalu harus tahu tepat, apa yang 'atas' dan apa yang 'bawah'.
Penanggulangan ruang trimatra adalah sangat kompleks. Manusia misalnya bergerak hanya pada suatu garis dan bukan pada beberapa arah pada waktu yang sama, juga bahasa teratur secara linear. De¬ngan begitu, pengurangan kerumitan menguntungkan cara berpikir yang cenderung memilih keekamatraan.

Ruang berarti luasan, berarti rongga yang dibatasi atau dikelilingi oleh bidang, rongga yang tidak terbatas (angkasa), dan rongga yang terisi (massa). Secara matematis, ketentuan ruang terjadi dalam tiga dimensi (Euklid).
Ruang dapat diwujudkan oleh semua pancaindra manusia terutama oleh mata dengan bantuan cahaya. Ruang dapat juga ditangkap se-cara jasmani lewat indra perasa atau sebagai kemerduan suara le-wat telinga. Debu/pencemaran udara di atas kota besar atau misal-nya pabrik baja/semen membentuk ruang lewat penciuman dan lidah menangkap ruang kalau menjelajahi sisi-sisi bagian dalam tempat es krim yang baru saja kosong.

Kita pada masa kini lebih terpengaruh oleh gaya isi (volume) yang memancarkan ruang.... Kita tahu lagi bahwa besarnya benda memancarkan ruang seperti sarung yang mengelilingi dan membentuk ruang dalam.

Dalam hubungan dengan sistem bentuk struktur bangunan ruang dapat didefinisikan terutama sebagai 'sebagian ruang yang dapat dihuni (Dom H. van der Laan) dan sebuah rumah dapat dianggap sebagai perlengkapan alam sekitarnya. Unsur-unsur rumah hanya dapat diambil dari alam tersebut, karena awal mulanya sebuah ruang yang dikelilingi oleh tembok adalah bumi yang masif dan tidak terhingga dengan angkasa di atasnya. Contoh-contoh penciptaan ruang dalam keadaan yang asli adalah gua.


Sebelum membentuk tiang dan batang pohon, manusia menggunakan daun-daun sebagai atap, dan sebelum meletakkan batu di atas batu menjadi tembok, maka ia letakkan sebuah batu di atas tanah dan dengan begitu ia menandai titik tertentu yang akan mulai ia ubah.

Kalau kita menggambar sebuah gedung, maka ruang yang diciptakan dan dibentuk (arsitektur) dapat diwujudkan dari luar sebagai berikut.


Pengertian bentuk struktur bangunan dan konstruksi gedung adalah untuk menghuninya dengan memanfaatkan ruang dalamnya. Dengan demikian, penghuni dengan tingkah lakunya menjadi bagian gedung dan arsitektur tersebut. Seperti halnya pembentukan struktur bangunan, konstruksi, dan arsitektur mempengaruhi penghuni tersebut.

Arsitektur sebagai pembentuk dan pencipta ruang adalah hasil karya manusia yang mengatur hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Membangun berarti pula mengatur ruang.

Pembangunan dan kebudayaan merupakan perwujudan sejarah manusia. Dengan faktor sejarah, pengertian waktu harus memberi keterangan lebih terperinci. Biasanya waktu dapat dibedakan atas waktu yang 'mengalami kehidupan dan yang 'dapat diukur', yaitu antara waktu 'subjektif dan waktu 'objektif. Perbedaan ini sudah diketahui sejak lama, seperti misalnya orang Yunani lama mengenal dua dewa waktu: chronos dan kairos. Chronos melambangkan waktu yang terus-menerus dapat diukur selama-lamanya, sedangkan kairos menentukan saat tertentu yang menguntungkan. Saat yang menaruh (mengandung perasaan) untuk melakukan atau menyediakan kegiatan tertentu seperti misalnya merayakan upacara selamatan atau mencari rumah baru.
Sering digambarkan bahwa chronos adalah waktu yang dapat diukur, seperti prinsip pria yang pemikirannya secara linear sedang kairos adalah sesuatu yang mengalami proses kehidupan seperti prinsip wanita yang tunduk terhadap siklus.
Kehidupan kita adalah suatu rangkaian kejadian tertentu. Setiap kejadian di dunia ini mengikuti siklus tertentu. Mungkin bisa dimulai dengan sesuatu yang terkecil seperti sebiji atom sampai dengan makhluk-makhluk yang menghuni dunia ini. Dengan bergetar hati, perubahan waktu siang dan malam, atau musim hujan dan kemarau, selalu saja kita mengalami perubahan waktu. Seperti juga perkembangan makh-luk dan tumbuhan yang melangkah dari suksesi ke klimaks (sebuah evolusi kehidupan) yang merupakan manifestasi waktu.
Dalam pandangan bangsa Asia, secara tradisional waktu tidak melangkah terus-menerus secara linear (chronos), melainkan beredar secara siklus. Hal ini berarti bahwa kepentingan waktu tidak dapat ditentukan dalam jam dan menit, namun harus diterima sebagai rangkaian dari saat tertentu ke saat tertentu yang lain (kairos) dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia ini, seperti juga pembangunan gedung baru, diberi bobot dengan upacara selamatan, pekerjaan tertentu atau pesta dalam lingkaran tahun sebagai rite de passage (upacara kelahiran, pelantikan, perkawinan, pemakaman, dan sebagainya untuk manusia, dan selamatan peletakan batu pertama, mendirikan molo/balok bubungan, penempatan rumah, pindah rumah, dsb.).

Masa kini merupakan masa peralihan antara sejarah, masa lampau, dan masa depan. Cara membangun juga berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dari tujuan utama rumah kediaman serta melambangkan kedudukan sosial penghuni, sedangkan pada masa kini dibicarakan bentuk struktur bangunan dan atap dapat berupa perlengkapan canggih. Karena tempat manusia bermukim semakin padat, maka dibutuhkan keamanan untuk hal-hal bersifat pribadi (privacy), sehingga dinding-dinding dibangun. Pada masa kini, penghuni membutuhkan kesenangan hidup dengan perlengkapan peralatan listrik, membutuhkan aliran air minum, dan lingkungan ha-rus sehat dengan penyediaan saluran air kotor, tempat sampah, dan sebagainya. Penghuni masa kini tidak dapat membangun rumahnya sendiri lagi, karena didahului oleh teknologi serta pengkhususan para tukang dan orang ahli.

Konstruksi, Bagian-bagian kayu, Bahan Bangunan, Beton Beton Bertulang, Beton Prategang, Beton Ringan, Deformasi Beton
  1. Kekuatan dan Deformasi Beton Yang Mengalami Tekan
  2. Perbandingan dan Penyampuran Beton
  3. Pengangkutan, Penempatan, Pemadatan, Perawatan
  4. Percobaan-percobaan, Pengendalian Mutu, Pengawasan
  5. Kekuatan Tarik dan Kekuatan Akibat Tegangan Kombinasi
  6. Perubahan Volume : Penyusutan, Temperatur
  7. Beton Ringan, Tulangan serta Jenis-jenis Baja Tulangan
  8. Mutu dan Kekuatan serta Grafik Regangan-Tegangan
  9. Kelelahan dan Rangkak
  10. Pengertian, fungsi, dan komponen konstruksi atap
  11. Pengertian Bangunan, Klasifikasi Bangunan, Pondasi, Klasifikasi Pondasi, Pondasi Dangkal
  12. Klasifikasi Agregat Dalam Struktur Bangunan
  13. Beton, Beton Bertulang, Beton Prategang
  14. Pengetahuan Dasar Konstruksi, Pemikiran terhadap ruang (gagasan tiga dimensi), Pengertian ruang dan waktu
  15. Beton, Beton Bertulang, Beton Prategang
  16. Pengetahuan Dasar Konstruksi, Pemikiran terhadap ruang (gagasan tiga dimensi), Pengertian ruang dan waktu
  17. Pengertian Massa dan Isi Hukum Kelembaban Massa, Pengertian bentuk struktur bangunan
  18. Konstruksi Bangunan Kayu, Pengetahuan Dasar Kayu, Mengenal kayu, Bagian-bagian kayu, Perdagangan Kayu
  19. Kadar Air Kayu dan Penyusutan Kayu Sebagai Bahan Bangunan, Pencegahan terhadap rayap, Perlindungan dan ketahanan terhadap api
  20. Semen Portlan Yang Sifat-sifat Adhesif dan Kohesif
  21. Pengertian Teknologi Konstruksi, Konstruksi Jembatan dari Zaman Kuno Hingga Zaman Modern, Teknologi Jembatan Zaman Besi dan Baja, Konstruksi Jembatan Yang Ada di Dunia
  22. Konstruksi Tangga, Bahan Bangunan Tangga, Susunan dan Bentuk Tangga, Tangga Tusuk Lurus, Tangga Bordes Lurus, Tangga Dengan Belokan
  23. Konstruksi Rangka Atap, Bagian-bagian dari Konstruksi Atap, Kuda-kuda
  24. Konstruksi Bendungan, Pengertian Bangunan Peredam Energi, Peredam Energi Tipe Bak Pusaran, Roller Bucket Type, Desain Peredam Energi
  25. Pengertian Struktur dan Konstruksi Bangunan, Desain Struktur dan Konstruksi Rumah Menengah
  26. Struktur Rangka Kaku, Rigid Frame
  27. Pengertian Arsitektur Kontekstual
  28. Manajemen Konstruksi Dalam Mengerjakan Suatu Proyek

Postingan populer dari blog ini

Struktur Rangka Kaku, Rigid Frame

Mutu dan Kekuatan serta Grafik Regangan-Tegangan

Pengertian Bangunan, Klasifikasi Bangunan, Pondasi, Klasifikasi Pondasi, Pondasi Dangkal